Jumat, 17 Desember 2010

Gagal Ginjal Kronik

Pengertian Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50 ml/menit (Suhardjono, dkk, 2001). Sedangkan menurut Mansjoer (2001) gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan ireversibel.
Menurut Brunner dan Suddarth (2001), gagal ginjal kronik atau penyakti renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).EtiologiMenurut Mansjoer (2001) etiologi dari gagal ginjal kronik adalah glomerulonefritik, nefropati analgesik, nefropati refluks, ginjal polikistik, nefropati, diabetik, penyebab lain seperti hipertensi, obstruksi, gout, dan tidak diketahui.PatofisiologiPada gagal ginjal kronik fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein yang normalnya diekskresikan ke dalam urin tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, maka gejala akan semakin berat. Penurunan jumlah glomeruli yang normal menyebabkan penurunan klirens substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal. Dengan menurunnya glomerulo filtrat rate (GFR ) mengakibatkan penurunan klirens kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum. Hal ini menimbulkan gangguan metabolisme protein dalam usus yang menyebabkan anoreksia, nausea maupan vomitus yang menimbulkan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Peningkatan ureum kreatinin sampai ke otak mempengaruhi fungsi kerja, mengakibatkan gangguan pada saraf, terutama pada neurosensori. Selain itu Blood Ureum Nitrogen (BUN) biasanya juga meningkat. Pada penyakit ginjal tahap akhir urin tidak dapat dikonsentrasikan atau diencerkan secara normal sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan elektrolit. Natrium dan cairan tertahan meningkatkan resiko gagal jantung kongestif. Penderita dapat menjadi sesak nafas, akibat ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan. Dengan tertahannya natrium dan cairan bisa terjadi edema dan ascites. Hal ini menimbulkan resiko kelebihan volume cairan dalam tubuh, sehingga perlu dimonitor balance cairannya. Semakin menurunnya fungsi renal terjadi asidosis metabolik akibat ginjal mengekskresikan muatan asam (H+) yang berlebihan. Terjadi penurunan produksi eritropoetin yang mengakibatkan terjadinya anemia. Sehingga pada penderita dapat timbul keluhan adanya kelemahan dan kulit terlihat pucat menyebabkan tubuh tidak toleran terhadap aktifitas.Dengan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan penurunan kadar serum kalsium. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon dari kelenjar paratiroid. Laju penurunan fungsi ginjal dan perkembangan gagal ginjal kronis berkaitan dengan gangguan yang mendasari, ekskresi protein dalam urin, dan adanya hipertensi (Brunner dan Suddarth, 2001).Manifestasi KlinikMenurut Suhardjono (2001), manifestasi klinik yang muncul pada pasien dengan gagal ginjal kronik yaitu:Gangguan pada sistem gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan vomitus yang berhubungan dengan gangguan metaboslime protein dalam usus.
Mulut bau amonia disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur.
Cegukan (hiccup)
Gastritis erosif, ulkus peptik, dan kolitis uremik
Kulit
Kulit berwarna pucat akibat anemia. Gatal dengan ekskoriasi akibat toksin uremik.
Ekimosis akibat gangguan hematologis
Urea frost akibat kristalisasi urea
Bekas-bekas garukan karena gatal
Sistem Hematologi
Anemia
Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia
Gangguan fungsi leukosit
Sistem Saraf dan OtotRestles leg syndromePasien merasa pegal pada kakinya, sehingga selalu digerakkan.Burning feet syndromeRasa semutan dan seperti terbakar, terutama ditelapak kaki.Ensefalopati metabolikLemah, tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor, asteriksis, mioklonus, kejang.MiopatiKelemahan dan hipotrofi otot-otot terutama otot-otot ekstremitas proksimal.Sistem kardiovaskuler
Hipertensi
Akibat penimbunan cairan dan garam.
Nyeri dada dan sesak nafas
Gangguan irama jantung
Edema akibat penimbunan cairan
Sistem endokrin
Gangguan seksual: libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki.
Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin, dan gangguan sekresi insulin.
Gangguan metabolisme lemak.
Gangguan metabolisme vitamin D.
Gangguan sistem lain
Tulang : osteodistrofi renal
Asidosis metabolik.
Sedangkan menurut Mansjoer (2001), manifestasi klinik yang muncul pada pasien dengan gagal ginjal kronik adalah:UmumFatiq, malaise, gagal tumbuh, debil.KulitPucat, mudah lecet, rapuh, leukonikia.Kepala dan leherRambut rontok, JVP meningkat.MataFundus hipertensif, mata merah.KardiovaskulerHipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, perikarditis, uremik, penyakit vaskuler.PernafasanHiperventilasi asidosis, edema paru, effusi pleura.GastrointestinalAnoreksia, nausea, gastritis, ulkus peptikum, kolitis uremik, diare yang disebabkan oleh antibiotik.KemihNokturia, anuria, haus, proteinuria, penyakit ginjal yang mendasarinya.ReproduksiPenurunan libido, impotensi, amenore, infertilitas, ginekosmastia, galaktore.SarafLetargi, malaise, anoreksia, tremor, mengantuk, kebingungan, flap, mioklonus, kejang, koma.TulangHiperparatiroidisme, defisiensi vitamin D.SendiGout, pseudogout, kalsifikasi ekstra tulang.HematologiAnemia, defisiensi imun, mudah mengalami perdarahan.EndokrinMultipel.FarmakologiObat-obat yang diekskresi oleh ginjal.Penatalaksanaan MedisMenurut Mansjoer (2001), penatalaksanaan medis pada pasien dengan gagal ginjal kronik yaitu :Tentukan dan tata laksana penyebabnya.Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam. Pada beberapa pasien, furosemid dosis besar (250-1000 mg/hari) atau diuretik loop (bumetanid, asam etakrinat) diperlukan untuk mencegah kelebihan cairan.Diet tinggi kalori dan rendah proteinDiet rendah protein (20-40 g/hari) dan tinggi kalori menghilangkan gejala anoreksia dan nausea dari uremia.Kontrol hipertensiPada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal, keseimbangan garam dan cairan diatur tersendiri tanpa tergantung tekanan darah. Diperlukan diuretik loop, selain obat antihipertensi.Kontrol ketidakseimbangan elektrolitHindari masukan kalium yang besar (batasi hingga 60 mmol/hari) atau diuretik hemat kalium, obat-obat yang berhubungan dengan ekskresi kalium (misalnya, penghambat ACE dan obat antiinflamasi nonsteroid).Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang ginjal Hiperfosfatemia dikontrol dengan obat yang mengikat fosfat seperti aluminium hidroksida (300 – 1800 mg) atau kalsium karbonat (500– 3000 mg) pada setiap makan.Deteksi dini dan terapi infeksiPasien uremia harus diterapi sebagai pasien imunosupresif dan diterapi lebih ketat.Modifikasi terapi obat dengan fungsi ginjalBanyak obat yang harus diturunkan dosisnya karena metaboliknya toksis dan dikeluarkan oleh ginjal. Misal : digoksin, aminoglikosid, analgesik opiat, amfoterisin.Deteksi dan terapi komplikasiAwasi dengan ketat kemungkinan ensefalopati uremia, perikarditis, neuropati perifer, hiperkalemia yang meningkat, kelebihan cairan yang meningkat, infeksi yang mengancam jiwa, sehingga diperlukan dialisis.Persiapkan dialisis dan program transplantasiSegera dipersiapkan setelah gagal ginjal kronik dideteksi.Pemeriksaan penunjang pada gagal ginjal kronikMenurut Suhardjono (2001), pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik yaitu:Pemeriksaan laboratoriumUntuk menentukan ada tidaknya kegawatan, menentukan derajat GGK, menentukan gangguan sistem, dan membantu menetapkan etiologi. Blood ureum nitrogen (BUN)/kreatinin meningkat, kalium meningkat, magnesium meningkat, kalsium menurun, protein menurun,Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)Untuk melihat kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia, hipokalsemia). Kemungkinan abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam/basa.Ultrasonografi (USG)Untuk mencari adanya faktor yang reversibel seperti obstruksi oleh karena batu atau massa tumor, dan untuk menilai apakah proses sudah lanjut.Foto Polos AbdomenSebaiknya tanpa puasa, karena dehidrasi akan memperburuk fungsi ginjal. Menilai bentuk dan besar ginjal dan apakah ada batu atau obstruksi lain.Pieolografi Intra-Vena (PIV)Dapat dilakukan dengan cara intravenous infusion pyelography, untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter.Pemeriksaan Pielografi RetrogradDilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reversibel.Pemeriksaan Foto DadaDapat terlihat tanda-tanda bendungan paru akibat kelebihan air (fluid overload), efusi pleura, kardiomegali dan efusi perikadial.Pemeriksaan Radiologi TulangMencari osteodistrofi dan kalsifikasi metastatik.


1 komentar:

  1. Terimakasih untuk informasi penyakit ginjalnya. Pencegan yang baik adalah dengan menjaga pola hidup sehat, seperti makanan sehat, olah raga teratur dan minum yang cukup serta jangan menahan buang air kecil..

    http://www.tokoobatku.com/obat-herbal-penyakit-gagal-ginjal/

    BalasHapus

 
Dodik Herusetyawan | © 2010 by DheTemplate.com | Supported by Promotions And Coupons Shopping & WordPress Theme 2 Blog